SEJARAH KEPERAWATAN FLORENCE NIGTINGALE

SEJARAH KEPERAWATAN FLORENCE NIGTINGALE

Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang krimea, di semenanjung krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Masa Kecil
Florence Nightingale lahir di [[Firenze]], [[Italia]] pada tanggal [[12 Mei]] [[1820]] dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan.<ref>Kakak perempuan Florence, Parthenope juga dinamai berdasarkan nama tempat kelahirannya; Parthenope adalah perumahan [[Yunani]] yang merupakan bagian dari kota [[Naples]].</ref> Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam [[bahasa Italia]] atau [[Florence]] dalam [[bahasa Inggris]].

Semasa kecilnya ia tinggal di ”Lea Hurst”, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, [[London]], [[Inggris]]. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Perjalanan Ke Jerman

Di tahun [[1846]] ia mengunjungi [[Kaiserswerth]], [[Jerman]], dan mengenal lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran ([[Katolik]]).

Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien.

Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial ke[[perawat]]an, serta pulang ke [[Inggris]] dengan membawa angan-angan tersebut.

DIABETES MELLITUS

Asuhan Keperawatan klien dengan
DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

D. Patofisiologi/Pathways

E. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
– Plasma vena
– Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
– Plasma vena
– Darah kapiler

< 100
<80

<110
200
>200

>126
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

H. Pengkajian
? Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
? Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
? Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

? Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
? Integritas Ego
Stress, ansietas
? Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
? Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
? Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
? Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
? Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
? Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
? Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
? Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
? Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
? Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
? Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
? Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
? Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
? Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
? Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
? Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
? Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :
? Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
? Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
? Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
? Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
? Pantau masukan dan pengeluaran
? Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
? Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
? Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
? Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
? Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
? Kaji tanda vital
? Kaji adanya nyeri
? Lakukan perawatan luka
? Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
? Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
? Hindarkan lantai yang licin.
? Gunakan bed yang rendah.
? Orientasikan klien dengan ruangan.
? Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
? Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

CARA CEPAT MENYUSUN SKRIPSI (KARYA TULIS)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar “lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi”. Saya juga sering mendapat kiriman pertanyaan tentang bagaimana menyusun skripsi dengan baik dan benar. Ada juga beberapa yang menanyakan masalah teknis tertentu dengan skripsinya. Karena keterbatasan waktu, lebih baik saya jawab saja secara berjamaah di sini. Sekalian supaya bisa disimak oleh audiens yang lain. Karena target pembacanya cukup luas dan tidak spesifik, maka tulisan ini akan lebih memaparkan tentang konsep dan prinsip dasar. Tulisan ini tidak akan menjelaskan terlalu jauh tentang aspek teknis skripsi/penelitian. Jadi, jangan menanyakan saya soal cara menyiasati internal validity, tips meningkatakan response rate, cara-cara dalam pengujian statistik, bagaimana melakukan interpretasi hasil, dan seterusnya. Itu adalah tugas pembimbing Anda. Bukan tugas saya. Apa itu Skripsi Saya yakin (hampir) semua orang sudah tahu apa itu skripsi. Seperti sudah dituliskan di atas, skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3). Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap universitas/fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya. Anda mungkin saat ini belum “berhak” untuk menulis skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal. Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda bisa bervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidak lulus). Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah “belajar meneliti”. Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang maha berat. Miskonsepsi tentang Skripsi Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata air lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa yang di atas rata-rata. Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory. Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun. Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi. Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai. Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat Google Scholar atau melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest. Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk bimbingan, dan seterusnya. Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu. Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda. Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan? Tahap-tahap Persiapan Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan “ditarik” masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing. Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal. Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas. Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah “hafal di luar kepala” sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya. Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980. Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara “baku”. Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik. Kiat Memilih Dosen Pembimbing Dosen pembimbing (academic advisor) adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang “benar-benar membimbing” skripsi Anda dengan intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan “melepas” dan memberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi. Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan dosen pembimbing buat Anda. Tentu saja lebih “enak” kalau Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing untuk skripsi Anda. Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat? Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) dosen senior, dan (2) dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus. Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut: * Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis. * Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat. Tapi, keuntungannya: * Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda. * Anda akan “tertolong” saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk “membantai” Anda. * Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A. Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak “jaim” dan “sok” kepada mahasiswanya. Tapi, kerugiannya, Anda akan benar-benar “sendirian” ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan “dihajar” cukup telak. Dan dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membela Anda. Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing. Format Skripsi yang Benar Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut. Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini. Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan nggak nyambung. Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya. Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya hipotesis yang diajukan. Penutup. Berisi ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini. Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda). Beberapa Kesalahan Pemula Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami. Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1. Bab I: Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses) Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan. Joint Hypotheses. Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan. Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu. Kontribusi Riset. Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor. Menghadapi Ujian Skripsi Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi. Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam. Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis. Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah “konfirmasi” atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well. Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan penguji. Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu. Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi. Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A. Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa. Pasca Ujian Skripsi Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda inginkan. Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya? Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini. Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar ketertinggalan.

Mudah Kan……………………………………………???????????????????????????????????????????????????????

BILA AKU JATUH CINTA

Bila Aku Jatuh Cinta
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu…
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

TANDA ORANG LAGI JATUH CINTA

50 Tanda seseorang jatuh cinta

  1. Kamu melihat ada sesuatu yang berbeda dalam diri dia yang menarik untuk ditelusuri
  2. Merasa ada sesuatu yang menggelitik dari dalam diri kita
  3. Suka senyum-senyum atau ketawa-ketawa sendiri nggak jelas
  4. Suka curi-curi pandang ke arah target
  5. Kalo dia lagi ngeliat ke arah kita, jantung rasanya kayak mau copot
  6. Salah tingkah di depan dia
  7. Nggak sadar suka mempermalukan diri sendiri
  8. Berkeliaran di dekat dia terusss
  9. Suka ngelamun
  10. Mengkhayal yang indah-indah tentang kamu dan dia
  11. Nggak nafsu makan
  12. Mendadak jadi insomnia alias susah tidur
  13. Isi diarymu seputar dia, dia, dia, diaaaaa terusss
  14. Sering dengerin lagu mellow yang liriknya about love melulu
  15. Jadi care sama penampilan dan berusaha tampil keren terus di depan dia
  16. Seneng banget ngira-ngira lewat ramalan bintang
  17. Bentar-bentar ngaca
  18. Nyari tahu segalanya tentang dia, termasuk no telpon neneknya
  19. Deketin sobatnya, buka akses langsung ke dia
  20. Diam-2 motret dia pake HP terus kamu jadiin wallpaper
  21. Hobi nulis-2 namanya di setiap lahan kosong yang bisa kamu coretin
  22. Pelototin foto dia terusss
  23. Jadi ja’im berat kalo di deket dia
  24. Badan semerbak mewangi sana sini tralala trilili
  25. Kalo dia negur, rasanya kayak kesetrum
  26. Bela-belain bangun pagi buat bikin bekal untuk dikasih ke dia
  27. Nyimpenin sms dari dia
  28. Setia nunggu dia nelpon meskipun dia nggak janji mau nelpon
  29. Sok jual mahal kalo dideketin, tapi kalo dia nggak ada kelabakan sendiri
  30. Meng-iya kan apapun maunya dia, biarpun kamunya nggak suka
  31. Bilangnya Cuma nganggep temen, padahal mau kesengsem berat
  32. Pusing mikirin cara gimana ngajak dia nonton setelah sengaja beli tiket dua
  33. Rela nyisihin uang jajan untuk beli hadiah ulang tahun dia
  34. Nyari kartu valentine paling romantis buat dia
  35. Selalu memuji segala hal tentang dia
  36. Beli buku-buku psikologi tentang cinta dan dipraktekin satu-satu
  37. Satu senyuman dari dia bikin kamu mengira-ngira seribu maknanya
  38. Rajin sms-in kabar dia
  39. Pura-pura minjem buku padahal kita nggak perlu buku itu
  40. Minjemin CD terbaru supaya kamu ada alasan buat ke rumah dia ngambil CD
  41. Pas ketemu mata sama dia, muka serasa jadi kayak kepiting rebus
  42. Mati-matian nyari topik supaya obrolanmu nggak bisa basi kalo lagi sama dia
  43. Mencatat semua tanggal ketemuan, isi obrolan, dan resume-nya di diary
  44. Menyukai hal-hal yang dia sukai
  45. Jadi teman yang baik dan penuh perhatian saat dia lagi punya masalah
  46. Nggak mempedulikan apapun kekurangan dia
  47. Nggak bisa ngelupain dia sekalipun dia udah ngecewain berat
  48. Bener-bener sedih kalo dia lagi nggak ada
  49. Jadi anak paling rajin yang pernah dia temui
  50. Saat baca artikel ini, kamu jadi teringat pada seseorang. Pertanda kamu bener-bener lagi jatuh cinta!!!

Perawat RSUD Haji Padjonga Dg Ngalle Bantah Gunakan Ijazah Palsu

Takalar, Sulsel (ANTARA News) – Kas, perawat Rumah Sakit Daerah (RSD) Pajongan Daeng Ngalle (PDN) Kabupaten Takalar yang dituding telah menggunakan ijazah palsu STIK Tamalatea Makassar membantah tudingan tersebut, Kamis. Dirinya dituding menggunakan ijazah palsu STIK Tamalatea Makassar untuk penyesuaian jabatannya dari perawat terampil ke perawat ahli membantah pernyataan tersebut “Mengenai penggunaan Ijazah palsu itu tidak benar saya memang memilik Ijazah dari STIK Tamalatea Makassar,” ujarnya menambahkan belum sempat menggunakan untuk penyesuaian kepangkatannya di RSD PDN. Kas, menantang pihak yang melaporkan dirinya kepolisi mengenai penggunaan Ijazah palsu tersebut. Pihak pelapor harus bertanggungjawab apabila hasil pemeriksaan dikemudian hari dirinya murni tidak terlibat. Menurutnya, ijazah tersebut diperoleh dari salah satu dosen yang bergelar Professor di Makassar. Mengenai asli atau palsu dirinya tidak mengetahuinya. Pihak RSD yang sebelumnya diinfokan mempromosikan berkas Kas, ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Takalar, Kepala Tata Usaha RSD PDN, dr Idayati Sanusi, mengatakan pihak RSD tidak bertanggungjawab mengenai ijazah yang dimasukkan dalam berkas perawatnya itu. Menurutnya, dirinya hanya sebatas menerima berkas perawat tersebut dan mengantarkan ke BKD. Mengenai asli atau palsunya, yang bersangkutanlah yang lebih mengetahui. Karena apabila ada pegawai di RSD PDN yang mengajukan berkas untuk kenaikan pangkat dan sudah tiba waktunya tidak ada hak RSD menahan berkas pegawai tersebut. “Kami tidak mengetahui ijazah yang digunakannya itu palsu atau tidak karena itu bukan tugas kami. Yang harusnya mengetahui palsu atau tidaknya itu BKD karena kapasitas mereka untuk mengecek keaslian dari ijazah tersebut,” terangnya. (T.PK-MH/S016)

PEMBUNUHAN MASSAL DI AFDELING IV PT. BUMI FLORA ACEH TIMUR

PT. Bumi Flora adalah perusahaan perkebunan yang menjalankan usaha perkebunan di Dusun Pelita Desa Alur Rambut Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur. Untuk memperlancar usahanya, karyawan-karywan PT. Bumi Flora tinggal di lingkungan perusahaan. Salah satu lokasi pemukiman karyawan PT. Bumi Flora adalah Afdeling IV PT. Bumi Flora yang kurang lebih dihuni oleh 52 KK. Pada hari kamis tanggal 9 Agustus 2001 telah terjadi peristiwa penembakan di Afdeling IV PT. Bumi Flora sehingga dilaporkan telah jatuh korban 31 orang meninggal dan 7 orang menderita luka. Baik korban meninggal maupun luka-luka diakibatkan luka tembak.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang diperoleh dari penduduk Afdeling IV PT. Bumi Flora yang selamat, diperoleh gambaran bahwa peristiwa tersebut bermula dengan datangnya serombongan orang dengan berseragam loreng tentara, memakai topi bulat dan bersenjata api pada pagi hari Kamis tanggal 9 Agustus 2001 sekitar pukul 07.30 Wib. Mereka meminta agar warga laki-laki keluar rumah dan berkumpul. Warga lagi-laki yang telah berkumpul tersebut kemudian dibariskan dan diminta membuka baju serta berjongkok dengan tangan di atas paha. Tanpa ada pertanyaan atau pemeriksaan dari orang-orang berseragam loreng tersebut, tiba-tiba sudah terdengar rentetan tembakan. Sekitar pukul 08.00 Wib, rombongan berseragam loreng tersebut telah meninggalkan lokasi tersebut, setelah terlebih dahulu menyampaikan permintaan maaf kepada warga perempuan Afdeling IV PT. Bumi Flora. Sepeninggalan rombongan berseragam loreng tersebut, perempuan-perempuan warga Afdeling IV PT. Bumi Flora mencari suami masing-masing yang sebagian besar sudah menjadi mayat.

Sampai saat ini, belum diketahui siapa pelaku pembunuhan massal terhadap warga laki-laki Afdeling IV PT. Bumi Flora. Saksi-saksi yang sempat dimintai keterangan menyatakan tidak dapat mengenali dengan jelas para pelaku penembakan, sementara tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Keterangan-keterangan yang didapatkan hanya menyebutkan bahwa gerombolan berpakaian loreng tersebut berbahasa Indonesia, memakai sepatu peples, shebo, topi rimba dan bersenjata api. Selain keterangan di atas, para saksi menyatakan bahwa situasi di Afdeling IV PT. Bumi Flora sebelum peristiwa tersebut dapat dikatakan aman. Tidak ada kejadian khusus seperti terbunuhnya tentara ataupun penganiayaan ataupun permusuhan sebelum peristiwa tersebut terjadi. Warga Afdeling IV juga tidak terlibat dalam kegiatan politik, mereka murni pekerja perkebunan PT. Bumi Flora.

Upaya Penyelidikan Kasus Penembakan di Afdeling IV PT. Bumi Flora

Peristiwa tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Aceh Timur dengan membentuk Tim Pencari Fakta. Tim Pencari Fakta tersebut dibentuk dengan SK Bupati Aceh Timur No. 808/094/2001. Maksud dan tujuan pembentukan tim adalah untuk melakukan investgasi/pendataan terhadap saksi-saksi korban dan saksi mata, atas segala peristiwa yang terjadi di lokasi Afdeling IV PT. Bumi Flora tanggal 9 Agustus 2001. Pihak kepolisian setempat juga telah melakukan penyelidikan sesuai dengan KUHP dan KUHAP. Begitu pila, Polres telah membuat BAP terhadap 18 orang saksi.

Atas dasar laporan-laporan yang diterima, Komnas HAM dengan Surat Tugas No. 1.248/TUA/VIII/2001 tanggal 21 Agustus 2001 menugaskan kepada BN. Marbun, SH, Mohammad Salim, SH, Andi Nurman Nurusman, SSi, Sepriadi Utama, SH dan Bustami Mahyidin untuk melaksanakan kunjungan pemantauan ke Aceh Timur berkaitan dengan kasus pembunuhan massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora tersebut. Maksud kunjungan Komnas HAM tersebut untuk meminta penjelasan, masukan dan data terakhir tentang perkembangan penanganan kasus di Bumi Flora Aceh Timur. Komnas HAM berharap dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang peristiwa di Bumi Flora Aceh Timur guna menentukan tindak lanjut penanganannya. Berdasarkan data yang didapatkan, Komnas HAM memutuskan membentuk Team Ad Hoc untuk melakukan penyelidikan pro justicia atas dugaan adanya pelanggaran hak asasi manusia yang berat dalam kasus tersebut.

Tim Ad Hoc Kasus Pembunuhan Massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora

Bahwa sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang berat dalam peristiwa pembunuhan massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora Desa Alur Rambut Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darusalam pada tanggal 9 Agustus 2001, maka sesuai pasal 18 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komnas HAM memutuskan untuk melakukan penyelidikan dengan membentuk Team Ad Hoc. Keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi manusia Nomor : 054/Komnas HAM/ V/2002 tanggal 8 Mei 2002. Team Ad Hoc tersebut akan bekerja selama 3 bulan terhitung mulai tanggal surat keputusan tersebut ditetapkan.

Adapun tugas yang diberikan kepada Team Ad Hoc Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat kasus pembunuhan massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora adalah;
– Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang terjadi dan kasus-kasus yang berkaitan.
– Meminta keterangan pihak-pihak korban
– Memanggil dan memeriksa saksi-saksi dan pihak-pihak yang diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia
– Mengumpulkan bukti-bukti tentang adanya dugaan pelanggaran hak asasi manusia
– Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan tempat lain yang dianggap perlu
– Kegiatan lainnya yang dianggap perlu.
Susunan keanggotaan Team Ad Hoc Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat kasus pembunuhan massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora adalah;

1. Narasumber : -. HR. Djoko Soegianto, SH
-. Mayjen Pol (Purn) Drs. Koeparmono Irsan, SH, MM, MBA
2. Ketua : B.N. Marbun, SH
3. Wakil Ketua : Mohammad Salim, SH
4. Sekretaris : Soelistyowati Soegondo, SH
5. Anggota : -. Mayjen (Purn) Soegiri, SH, MH
-. Mayjen (Purn) Samsudin
-. M. Yusuf Puteh, SH.
-. Lahmuddin A.R.

Dalam melaksanakan tugas, Team Ad Hoc Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat kasus pembunuhan massal di Afdeling IV PT. Bumi Flora dibantu oleh Team Pendukung dengan koordinator Nieke Masruchiyah, SH, MM

Persitara Menang Telak Atas PSM Makassar

merebut poin penuh setelah mengalahkan PSM Makassar 3-0 dalam lanjutan Liga Super Indonesia putaran kedua di Stadion Lebak Bulus Jakarta, Rabu (18/2).

Kemenangan Persitara itu berkat gol cepat Prince Kabir Bello saat pertandingan baru berlangsung 21 detik. Prince Kabir Bello mencetak gol kedua pada menit ke-24. Persitara menutup pesta golnya ke gawang PSM melalui Rahmat Rivai pada menit 55.

Setelah pertandingan, pelatih PSM Makassar Hanafing mengatakan, puncak penampilan timnya adalah saat menghadapi Persib Bandung beberapa hari lalu yang berakhir 0-0.

“Kami kesulitan mencari tempat latihan jelang laga lawan Persitara sehingga praktis dua hari tidak latihan,” katanya.

Ia mengakui penampilan timnya menurun dengan adanya penundaan laga yang berpengaruh besar untuk tim.

Timnya juga kebobolan terlalu dini. “Ketika motivasi mulai meningkat kami kebobolan lagi,” katanya.

Sedang pelatih Persitara Dadang Iskandar mengatakan, timnya bermain seperti lawan PSIS lalu. “Kami memang menekan sejak awal dengan kekuatan lini tengah,” katanya.

Susunan pemain:

Persitara: Tony Tri Prasnanto (kiper), Ebenje Rudolf. Bahaken Bosso Ken, A A Ngurah Nanak T, Taufiq Kasrun, Dedi Mulyadi, Mustofa Aji, John Tarkpor, E Pello Benson, Rahmat Rivai (kapten), Prince Kabir Bello

PSM Makkasar: Samsidar (kiper), Adnan Buyung, Rahmat Latief, Hamdi Hamzah, Jayusman, Ali Khaddafi, Syamsul Chaeruddin (kapten), Irsyad Aras, Sardianata, Alfredo, Julio Lopez. (kpl/zul)

Cerita Cinta

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,” teriak CINTA “Aduh! Maaf, CINTA!,” kata kekayaan “Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!,” teriak CINTA. Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama lewatlah kecantikan “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!,” teriak CINTA “Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini,” sahut kecantikan. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat kesedihan “Oh kesedihan, bawlah aku bersamamu!,” kata CINTA. “Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..,” kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!” CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. “Yang tadi adalah WAKTU,” kata penduduk itu “Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong” tanya CINTA heran “Sebab HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU”

Kiss Me

Aa duduk di lantai beralas karpet, punggungnya disandarkan kedinding. Lututnya ditekuk menyangga lengan dengan rokok di sela jemarinya, seperti gaya bapak-bapak di warung kopi. Rumah begitu tenang, TV menyala tidak bersuara.

Raut letih berangsur rileks di bawah paparan hembusan AC. Aku menatapnya dari kejauhan, dari sudut dapur sambil menunggui panci air mendidih untuk menyeduh teh panas.

Untungnya hari ini jalanan tidak begitu macet, aku bisa tiba di rumah lebih cepat. Ada cukup waktu untuk membereskan rumah sebelum Aa pulang. Aku sudah berjanji dalam hati, begitu Aa tiba di rumah sebisa mungkin waktuku fokus untuk Aa. Memanfaatkan satu-dua jam berbincang sebelum naik ke atas tempat tidur, melepas lelah.

Aku mengansurkan secangkir teh panas di atas tatakannya ke hadapan Aa.

“Trimakasih, say…” ucap Aa tulus.

Aku menyodorkan pipiku, meminta bayaran untuk secangkir teh panas. Kecupan. Ini teh special, termahal di seluruh jagad.

“Mmuah…”

Kecupan hangat termahalnya juga kubayar dengan senyuman selebar samudra bahagia.

Kucondongkan tubuhku mendekat, tak ingin berjarak. Aa menggeser tubuhnya dengan posisi yang tetap, hanya memastikan aku juga duduk di atas karpet bukan di lantai tak beralas.

Tapi malam ini tidak ada yang ingin kuceritakan. Aku hanya ingin memandangnya lekat-lekat, tidak peduli wajah Aa yang bersemu merah, jengah akan tatapanku seperti kekasih yang lama tak berjumpa.

Puas menatapnya, kucondongkan tubuhku meletakkan pipi kiriku di atas kakinya yang ditekuk, tanganku melingkar memeluk lututnya. Menjadikan lututnya bagai boneka yang pas didekapanku.

Aa tersenyum meluhat ulahku. Seakan tau yang kuinginkan, ia mematikan rokoknya dan menjejalkan separuh bagian ke dasar asbak. Kali ini aku menang, rokok itu kalah bersaing denganku.

Lengan Aa naik ke punggungku. Mengusap, membelai, memindai hingga tengkuk. Membagi hangat yang menyebar dari telapak tangannya. Aku merinding, merasakan sensasinya bagai aliran listrik menyengat simpul-simpul syaraf.

Senyuman penuh sayang. Senyum penuh kasih. Senyum damai, tanpa suara. Kilat cahaya dari layar TV berpendar di sudut mata, tapi tidak ada yang bisa mengalihkan tatanku dari wajah Aa. Kini tanganku yang naik ke pipinya. Ujung telunjukku bergerak menyeka barisan alis matanya. Lalu menyingkirkan helai rambut yang jatuh di keningnya. Wajah lembut, tatap teduh, mata bulan sabit melengkung sempurna.

Wajah Aa hanya beberapa senti dari wajahku, tapi tatapan itu adalah magnet yang menarik wajahnya mendekat, hingga seluruh pandangaku tertutup. Mataku reflek terpejam seolah sedikit saja cahaya memasuki mataku akan membuat sensasi rasanya berbeda, aku ingin menikmati bibir hangat beraroma tembakau yang terasa seksi memindai wajahku.

Kecupan lembut itu mendarat di pipi kanan, lamaa sekali terbenam di sana. Seperti aku mencandu pipi putih aa yang serupa bakpao itu, mungkin seperti itu juga ia menyukai pipiku yang katanya menggoda seperti Kopi Bun, roti lembut beraroma kopi. Nafasnya yang teratur mulai bergerak lagi di sepanjang rahangku, turun ke dagu, berpindah ke sudut mata. Entah apa yang aa temukan di sana, ia juga betah berlama-lama mengecup sudut mataku yang terpejam, aku bisa merasakan puncak hidungnya menyibak alisku.

Kecupan ringan bermakna terimakakasih, tetapi kecupan lembut dan lama adalah kecupan yang paling aku candui. Wajahku bisa merasakan tekstur bibirnya yang kenyal dan lembut. Wajahku bisa merasakan hembusan hangat. Dan, dadaku bisa mendengar detakan teratur mengalun merdu. Hanya itu suara yang ingin kudengarkan.

Kecupan itu bergerak ke puncak wajah, di batas kening dan kepala yang ditumbuhi rambuh halus. Dan diam di sana untuk beberapa lama. Entah mengapa mataku selalu hangat ketika Aa mengecup dan menciumiku dengan perlahan. Kepala hanya dipenuhi satu hal. Sayang, sayang, sayaaaaaang, dan saaaaaaayang. Aku menyayanginya, Tuhan…

Lalu kecupan di pangkal hidung di antara mata yang terpejam bergerak turun ke puncak hidung. Tubuh menghangat, sudut mata semakin basah. Dan ketika kecupan itu terus bergerak ke bawah  bertemu pasangannya, aku mendapati tubuhku kehilangan daya topang, tanganku jatuh, tubuhku luruh dalam dekapannya.